tidakbisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi. Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami, terbayang kami maju dan mendegap hati? Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu. Kenang, kenanglah kami. Kami sudah coba apa yang
Gagahberani memegang senjata lawan penjajah. Dua kata menjadi pilihan. Merdeka atau mati. Tubuh kekar dihujani peluru. Penuh lubang di sekujur tubuh. Darah bercucuran mereka tetap tegak berdiri. Sekali lagi lantangkan merdeka atau mati. Perbesar. Ilustrasi membaca puisi tentang kemerdekaan.Fgq5Wj.